Tujuan
utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai
pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan
sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam
penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta
membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian
tersebut.
Endapan-endapan
mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan
endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah
melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes)
disebut dengan endapan sekunder (supergen).
A. KETERDAPATAN MINERAL BIJIH
Kerak
bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan
metamorfik.Pengertian bijih adalah endapan bahan galian yang dapat
diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis, dan bijih dalam
suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu tingkat
terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada endapan), letak serta
ukuran (dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya.
Batuan
merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih
mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan
batuan merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis
mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen. Deret reaksi Bowen
(deret pembentukan mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh
Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H. Schneiderhohn.Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya.
Gambar Diagram urutan pengendapan mineral
Sedangkan
proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan
(konsentrasi suatu unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi
kristalisasi dari magma induk telah didesign oleh Niggli.
Gambar Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram Niggli)
Jika pembentukan endapan mineral dikelompokkan menurut proses pembentukannya, maka salah satu pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)
1. Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan Bervariasi)
a. Dalam magma, oleh proses differensiasi
*) Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat tinggi.
*) Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
b. Dalam badan batuan
*) Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)
a. Dalam magma, oleh proses differensiasi
*) Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat tinggi.
*) Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
b. Dalam badan batuan
*) Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)
*) Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku
- Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
+ Dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang
+ Dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggi
- Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma
+ Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
+ Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
+ Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
+ Endapan telethermal; T rendah, P rendah
+ Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
+ Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
+ Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
+ Endapan telethermal; T rendah, P rendah
+ Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer
*) Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri :
- Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.
- Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedang
- Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan; T 0-1000C; P sedang-atmosfer
c. Dalam masa air permukaan
*) Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
- Reaksi anorganik
- Reaksi organik
*) Oleh penguapan pelarut
2. Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.
B. PENGERTIAN MENDALA METALOGENIK
Istilah
Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian
suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau
oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. Suatu
mendala metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu episode
mineralisasi yang disebut dengan Metallogenic Epoch.
Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma.
Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma.
Gambar Diagram Skematis yang Menggambarkan
Setting Geologi Endapan-endapan Mineral, dan Hubungannya dengan
Proses-proses Tektonik Lempeng (Gocht, Zantop, Eggert; 1988)
Contoh
mendala metalogenik yang terdapat di Indonesia antara lain: mendala
metalogenik Malaya (terdiri dari batuan beku asam dengan mineral
berharga kasiterit), manda metalogenik Sunda (terdiri dari batuan
intermediet dengan mineral berharga elektrum (Au, Ag)), serta mendala
metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari batuan ultrabasa dengan mineral
berharga nikel).
C. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL PRIMER
Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Kristalisasi magmanya
2. Jarak endapan mineral dengan asal magma
a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
2. Jarak endapan mineral dengan asal magma
a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku
3. Bagaimana cara pengendapan terjadi
a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah adae. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku
3. Bagaimana cara pengendapan terjadi
a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih
4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan
5.Waktu terbentuknya endapan
a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan.
a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid
magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral
terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan
cara gravitational settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk
dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga
Gambar 4). Fase magmatik cair ini dapat dibagi atas :
1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan. Contoh intan dan platina.
2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.
Pegmatit
adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai
akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma,
maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan
disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Kristal
dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras
tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya,
sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit
antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat
(BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan
Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th,
U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose,
rose quartz, smoky quartz, rock crystal).
Gambar Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair
Keterangan untuk Gambar :
1. Vesiculation,
Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada
saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang
gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan
membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan
potasium.
2. Diffusion,
Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material
dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang
sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran
(convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan
beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding
reservoar.
3. Flotation,
Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung
untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan
unsur-unsur sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling,
Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi,
cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah
reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan
kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah
diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti
mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan
mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock,
Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan
bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara
sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika
batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan
berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan
kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi
gabroik.
6. Thick Horizontal Sill,
Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik
asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian
sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan
lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan
dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
Pneumatolitik
adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut
kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang
lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi
bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan
batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk
antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet,
vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak.
Proses
pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas
uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur
sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan
metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya
di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral
bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan
oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa
molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya
besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit
dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini
(Singkep-Indonesia).
d. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal
adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan
endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan
hidrothermal, yaitu :
1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan
cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal,
antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C),
dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal
diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut
altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi
minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit
(CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe
endapan hidrothermal.
Paragenesis
endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit
(Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS),
pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4,
Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida,
nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara
lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat,
karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Paragenesis
endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu),
argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit
(FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit
(CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg
karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit
(Al-silikat).
Gambar Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal
dengan pengkayaan bijihdi sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349)
Endapan
phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih
secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
1. Lava flow2. Ekshalasi
3. Mata air panas
Ekshalasi
dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk
baron). Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air
klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air
fosfat.
Jika
dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase
vulkanik adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang),
oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik
berhubungan dengan vulkanisme bawah laut, sebagai contoh endapan
tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam
dasar di Kanada.
Gambar Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng volkanogenik
(After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981)
D. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN SEDIMENTER
Mineral
bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan
sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama
sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal.
Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau
berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter
yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan timah letakan
di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan Tengah
maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi
seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di
Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y.
B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan
sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya
berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan
hipogen (endapan yang metalnya berasal dari aktivitas
magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan
batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan
epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).
Secara
normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan
bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah
menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi
geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba
mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.
Sebagai
contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan
lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber
oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah
sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral
tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah,
kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak
larut, akan jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut
dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.
2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik
Mineral
disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan
pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan
tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan
plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit,
monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.
2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California.
3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi.
4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.
2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California.
3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi.
4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
Gambar Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter
a. Lingkungan Darat
Batuan
klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah
akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”.
Kalau konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah
tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan
logam dan mengalami pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air
tanah yang kemudian mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih
akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral lempung
atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
b. Lingkungan Laut
b. Lingkungan Laut
Kejadian
cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan
darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen
yang tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai
elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 %
yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat
terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti
:
a.
Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di
daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.
1. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik
Tergantung
pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan
asosiasi elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh
oksida-oksida timah dan tungsten di kedalaman zona-zona bertemperatur
tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum, timbal, dan seng dalam
zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif
di dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-mineral dapat
mengalami disseminated dengan baik antara silikat-silikat, atau
terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan beku, sebagai contoh
endapan tembaga porfiri Bingham di Utah.
Gambar Model Geologi Jenis Endapan Tembaga Porfiri di Amerika Selatan
(After Sillitoe,1973)
Batugamping
di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian
digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng
(dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak
melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat
emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan tembaga,
timbal, seng, perak, dan emas.
Gambar Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)
Larutan
hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral
menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan
blanket- shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan
mengendapkan emas, perak, dan air raksa dalam pusat mata air panas
silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam
beberapa lapangan geotermal aktif di New Zealand. Jika larutan volkanik
yang membawa logam memasuki lingkungan laut, maka akan terbentuk
kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.
Erosi
benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus
geologi dan kimia yang dapat berhubungan dengan formasi dari jenis
endapan mineral selama pelapukan, perombakan menjadi unsur-unsur pokok
berupa fragmental (sebagai contoh kwarsa atau kadang-kadang emas atau
mineral-mineral berat), dan menjadi elemen-elemen yang larut secara
kimiawi (sebagai contoh adalah kalsium, sodium, atau elemen-elemen
metalik pembentuk bijih yang potensial seperti besi, tembaga, timbal,
dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air
permukaan diendapkan sebagai batuan.
Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi dengan fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer di Asia bagian selatan.
Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme traping yang sama. Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-water interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi dengan fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer di Asia bagian selatan.
Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme traping yang sama. Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-water interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Gambar Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng (After Lydon, 1983)
Proses-proses
sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu
bara, minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi
dan mengalami pemanasan akibat penurunan dan proses burial. Demikian
juga, minyak dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam
batuan sedimen oleh peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas
dapat bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk reservoir yang
besar dalam struktur yang baik, atau tetap di dalam batuan sumber
membentuk oil shale.
3. Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme
Metamorfisme
yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau
batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh
proses burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik
terbentuk di sekitar magma yang mengalami intrusi, seperti yang
digambarkan di atas. Metamorfisme burial yang dalam dapat menimbulkan
overprinting terhadap akumulasi mineral yang ada sebelumnya, sebagai
contoh yang besar adalah endapan sediment-hosted lead-zinc di Broken
Hill, Australia.
Metamorfisme
burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal yang
melarutkan logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan
bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan
kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa
jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap transportasi emas
oleh metamorfic water menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali
jenis endapan tersebut, metamorfisme regional tidak terlalu banyak
membentuk formasi dari endapan bijih metalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar