GEOLOGI STRUKTUR
Pendahuluan
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses
deformasi. Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada
batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak
bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Beberapa kalangan
berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai
unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan
(fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic
unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan
skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.
Sebagaimana
diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang terekam
melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan
di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami
deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada
batuan dapat berbentuk lipatan maupun patahan/sesar. Dalam ilmu geologi
struktur dikenal berbagai bentuk perlipatan batuan, seperti sinklin dan antiklin.
Jenis perlipatan dapat berupa lipatan simetri, asimetri, serta lipatan rebah
(recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan normal
(normal fault), patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik
(trustfault).
Proses yang
menyebabkan batuan-batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada
batuan batuan tersebut. Pertanyaannya adalah dari mana gaya tersebut berasal ?
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori “Tektonik Lempeng” dinyatakan bahwa
kulit bumi tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak satu dengan
lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang
saling mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen), dan atau saling
berpapasan (transform). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber
asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi. Berbicara mengenai gaya
yang bekerja pada batuan, maka mau tidak mau akan berhubungan dengan ilmu
mekanika batuan, yaitu suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik batuan
yang terkena oleh suatu gaya.
Tujuan Mempelajari Geologi
Struktur
Adapun tujuan dari mempelajari geologi struktur adalah
antara lain:
- Memberi pemahaman mengenai prinsip-prinsip dasar deformasi batuan.
- Memberi pemahaman mengenai jenis-jenis dan mekanisme pembentukan struktur geologi dan tektonik yang terlibat dalam deformasi batuan.
- Memperkenalkan konsep tektonik lempeng sebagai mekanisme utama asal dari sumber gaya deformasi pada batuan.
- Mampu menafsirkan arah gaya dari deformasi batuan pada peta topografi dan singkapan batuan.
1. Apa yang dipelajari
dalam geologi struktur?
a) Kajian mengenai gaya
yang bekerja pada batuan, termasuk asal-usulnya, geometri dan kinetiknya.
b) Memahami proses-proses
geologi dan mekanisme pembentukan struktur geologi seperti kekar, retakan,
sesar dan lipatan. Semua struktur ini terbentuk sebagai respon atas gaya yang
bekerja pada batuan sebagai akibat dari pergerakan dan interaksi lempeng/kerak
bumi.
2. Apa pentingnya kita
mempelajari geologi struktur ?
a) Memahami bagaimana
struktur geologi dalam suatu batuan terbentuk dan hal ini dapat membantu untuk mengetahui
sejarah yang pernah terjadi pada batuan tersebut. Selain dari pada itu, dengan
mempelajari geologi struktur, kita dapat
mengetahui proses kejadian jebakan sumberdaya geologi seperti air, minyakbumi, gas dan mineral
lainnya.
b) Dengan mengetahui jenis
struktur yang ada pada batuan maka kita dapat mengetahui kondisi batuan tersebut,
apakah batuan tersebut telah terkena gaya yang sangat kuat atau tidak? dan
apakah gaya yang bekerja pada batuan masih aktif atau tidak ?.
c) Dengan mengetahui
kekuatan gaya yang telah terjadi pada batuan maka kita dapat meramal kekuatan
atau ketahanan batuan itu apabila batuan tersebut terkena getaran yang berasal
dari gempa bumi.
d) Dengan mengetahui jenis
struktur yang ada, seperti lipatan atau sesar, kita dapat mengetahui keadaan
bentuk muka bumi dengan lebih baik. Dan hal ini akan membantu kita untuk
mengetahui kesesuaian atau kestabilan sesuatu kawasan terhadap daya dukung
lahan untuk konstruksi bangunan atau kestabilan wilayah terhadap bencana
longsoran, dsb.
3.
Apakah ada hubungan antara geologi
struktur dengan bidang ilmu lainnya ?
a) Bidang ilmu fisika,
kimia dan matematik mempunyai hubungan yang sangat penting dengan geologi
struktur, terutama untuk mengetahui dan memahami mekanisme dan memperkirakan
arah gaya yang bekerja pada suatu batuan.
b) Saat ini program
komputer telah banyak dipakai dalam menentukan dan menafsirkan arah gaya yang
bekerja pada suatu batuan.
4. Apakah ada hubungan
antara geologi struktur dengan bidang geologi lainnya?
a) Untuk mengkaji struktur
geologi dan tektonik tanpa pengetahuan tentang stratigrafi, sedimentologi dan
paleontologi akan menjadi sulit. Ketiga pengetahuan tersebut dapat membantu
untuk menjelaskan kedudukan asal suatu susunan batuan. Tafsiran urutan susunan batuan
akan lebih mudah dijelaskan melalui bidang pengetahuan tersebut diatas.
b) Pengetahuan tentang petrologi
dan geokimia dapat membantu dalam menjelaskan asal usul struktur geologi,
sedangkan pengetahuan geomorfologi penting untuk mengetahui aktivitas struktur
geologi, khususnya aktivitas yang resen.
c) Geofsika, oseonografi
dan geologi bawah tanah dapat membantu dalam menelaah struktur bawah tanah dan
struktur dasar laut. Dengan kata lain, geologi struktur sangat erat kaitannya dengan
ilmu-ilmu geologi lainnya.
5. Bagaimana cara mempelajarinya?
a) Untuk mempelajari
geologi struktur dibutuhkan pengetahuan 3 dimensi seperti dalam bidang arsitektur
serta menggunakan peta topografi, gambar foto dan citra satelit atau radar, dan
data geofisika.
b) Melalui pengamatan dan
observasi lapangan yaitu dengan melihat sendiri singkapan singkapan batuan yang
telah terdeformasi, seperti terlipat atau tersesarkan, bagaimana bentuk
deformasinya dan seberapa kuat deformasinya, yaitu dengan cara mengukuran
unsur-unsur struktur geologinya langsung di lapangan.
c) Dengan cara mengaitkan
hubungan antara unsur struktur geologi mikro dengan unsur struktur geologi yang
lebih besar di lapangan (meso atau makro). Setiap unsur struktur geologi mikro
akan memiliki hubungan dengan unsur struktur meso maupun makronya.
Prinsip Dasar Mekanika Batuan
Mengenal
dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan suatu struktur
geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip prinsip dasar
mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya, tegasan (stress/compressive),
tarikan (strength) dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi karakter suatu
materi/bahan.
Gaya (Force)
a) Gaya merupakan suatu
vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda.
b) Gaya dapat bekerja
secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi dan
elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja di sepanjang
suatu sesar di permukaan bumi).
c) Gaya gravitasi
merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua obyek/materi yang ada di
sekeliling kita.
d) Besaran (magnitud) suatu
gaya gravitasi adalah berbanding lurus dengan jumlah materi yang ada, akan tetapi
magnitud gaya di permukaan tidak tergantung pada luas kawasan yang terlibat.
e) Satu gaya dapat diurai menjadi
2 komponen gaya yang bekerja dengan arah tertentu, seperti gambar 7.1 "parallelogram",
dimana diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut.
f) Gaya yang bekerja
diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak lurus dengan
bidang permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan.
g) Pada kondisi 3-dimensi,
setiap komponen gaya dapat dibagi lagi menjadi dua komponen membentuk sudut
tegak lurus antara satu dengan lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan menjadi tiga komponen gaya, yaitu
komponen gaya X, Y dan Z (lihat Gambar 7.2).
Gambar 7.1
Resultan Gaya dari σ x : Komponen gaya arah X dan
σ y :
komponen arah gaya
Y
Gambar
7.2 Komponen gaya dalam kondisi 3
dimensi, terdiri dari gaya sejajar sumbu X (σx); gaya sejajar sumbu
Y (σy ); dan gaya sejajar
sumbu Z ( σz)
Tekanan Litostatik
a) Tekanan yang terjadi pada
suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai tekanan hidrostatik.
Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada di dalam air
adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau
volume air yang dipindahkannya.
b) Sebagaimana tekanan
hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka batuan yang terdapat di dalam
bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam air, akan tetapi
tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal ini
disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat
besar yang dikenal dengan tekanan litostatik. Tekanan litostatik ini menekan
kesegala arah dan akan meningkat ke arah dalam bumi.
Tegasan
a) Tegasan adalah gaya yang
bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda. Tegasan juga dapat
didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai respon dari
gaya-gaya yang berasal dari luar.
b) Tegasan dapat
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada luasan suatu permukaan benda
dibagi dengan luas permukaan benda tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) / luas (A).
c) Tegasan yang bekerja pada
salah satu permukaan yang mempunyai komponen tegasan prinsipal atau tegasan
utama, yaitu terdiri daripada 3 komponen, yaitu: σP,
σQ dan σR.
d) Tegasan pembeda adalah
perbedaan antara tegasan maksima (σP)
dan tegasan minimal (σR).
Sekiranya perbedaan gaya telah melampaui kekuatan batuan maka retakan/rekahan akan
terjadi pada batuan tersebut.
e) Kekuatan suatu batuan
sangat tergantung pada besarnya tegasan yang diperlukan untuk menghasilkan
retakan/rekahan.
Gambar
7.3 Pola retakan/rekahan Shear Joint, Tension
Joint, Extention Joint (Release) pada batuan yang terkena gaya utama (σP)
Gambar 7.4
Pola rekahan hasil Triaxial Test terhadap batuan yang memperlihatkan
pola rekahan yang berpasangan (shear joint)
|
|
Gambar 7.5 Pola rekahan pada
batuan terhadap gaya utama. Pola kekar
shear joint (atas) dan Tension joint (bawah)
|
Gaya Tegangan
(Tensional
Force)
a) Gaya Tegangan merupakan
gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan perubahan panjang, bentuk
(distortion) atau isipadu (dilation) atau ketiga-tiganya.
b) Bila terdapat perubahan
tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah volumenya (dilatasi) tetapi
bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila gaya hidrostatiknya
diturunkan.
c) Perubahan bentuk
biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila suatu benda dikenai
gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa
plastisitas, dan fasa pecah.
d) Bahan yang rapuh
biasanya pecah sebelum fase plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis
akan mempunyai selang yang besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan
ini dalam mekanika batuan ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan.
e) Kekuatan batuan,
biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu dan tekanan
permukaan tertentu.
f) Setiap batuan mempunyai
kekuatan yang berbeda-beda, walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini dikarenakan
kondisi pembentukannya juga berbeda-beda.
g) Batuan sedimen seperti batupasir,
batugamping, batulempung kurang kuat dibandingkan dengan batuan metamorf (kuarsit,
marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit, gabro).
Mekanisma Sesar
- Pengenalan
a) Sesar merupakan retakan
yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini
adalah bersifat relatif, dan kepentingannya juga relatif.
b) Sesar mempunyai bentuk
dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar mungkin dapat mencapai ratusan
kilometer panjangnya (sesar Semangko) atau hanya beberapa sentimeter saja. Arah
singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku.
c) Sesar boleh hadir
sebagai sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan ketebalan beberapa
milimeter hingga beberapa kilometer.
2. Anatomi Sesar
a) Arah pergerakan yang terjadi
disepanjang permukaan suatu sesar dikenal sebagai bidang sesar. Apabila bidang sesarnya
tidak tegak, maka batuan yang terletak di atasnya dikenali sebagai dinding
gantung (hanging wall), sedangkan bagian bawahnya dikenal dengan dinding kaki
(footwall).
b) Ada dua jenis
gelinciran sesar, satu komponen tegak (dip-slip) dan satu komponen mendatar
(strike-slip). Kombinasi kedua-dua gelinciran dikenal sebagai gelinciran oblik
(oblique slip).
c) Pada permukaan bidang sesar
terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang dicirikan oleh permukaan yang
licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga kecil. Arah pergerakan sesar dapat
ditentukan dari arah gores garisnya.
d) Menurut Anderson (1942)
ada tiga kategori utama sesar, yaitu sesar normal atau sesar turun (normal
fault), sesar sungkup/sesar naik (thrust fault) dan sesar mendatar (wrench
fault atau strike-slip fault).
e) Sesar mendatar,
berdasarkan gerak relatifnya terdapat sesar mendatar dekstral atau sinistral. Sedangkan
sesar transform adalah sesar mendatar yang terjadi antara dua lempeng yang
saling berpapasan.
f) Terdapat juga sesar
jenis en echelon, sesar radial, sesar membulat dan sesar sepanjang perlapisan.
- Kriteria Pensesaran
a) Sesar yang aktif
ditunjukkan oleh rayapan akibat gempa bumi dan pecahan dalam tanah.
b) Yang tidak aktif dapat dilihat
dari peralihan pada kedudukan lapisan, perulangan lapisan, perubahan secara
tiba-tiba suatu jenis batuan, kehadiran milonitisasi atau breksiasi, kehadiran
struktur seretan (drag-fault), bidang sesar (fault-plane).
Jenis Jenis Struktur Geologi
Dalam geologi
dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk dari gaya
gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: (1). Kekar (fractures) dan Rekahan
(cracks); (2). Perlipatan (folding); dan (3). Patahan/Sesar (faulting). Ketiga
jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur
struktur, yaitu:
Kekar (Fracture)
Kekar adalah struktur
retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada
batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a).
Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain
(mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar
dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah
gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan
adalah sebagai berikut:
- Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat tertutup.
- Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
- Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
Kekar Gerus (Shear
Joint)
|
Kekar Tensional (Tensional Joint)
|
Lipatan (Fold)
Lipatan adalah deformasi
lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak
dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya
lipatan dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang
cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke
arah atas.
Berdasarkan
kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan menjadi :
1). Lipatan Paralel adalah lipatan dengan
ketebalan lapisan yang tetap.
2). Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak
lapisan sejajar dengan sumbu utama.
3). Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan
berdasarkan menerus atau tidaknya sumbu utama.
4). Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya
5). Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar
6). Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar
7). Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
Disamping
lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan, seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan
yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.
Patahan/Sesar (Fault)
Sesar adalah
struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya disertai oleh
struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi
suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar;
b). Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas;
e). Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur
minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb.
Berdasarkan
pergeserannya, struktur sesar dalam geologi dikenal ada 3 jenis (gambar 7.6),
yaitu: 1). Sesar Mendatar (Strike
slip faults) ; 2). Sesar Naik (Thrust
faults) ; 3). Sesar Turun (Normal
faults).
Gambar 7.6
Gambar atas adalah blok diagram dari Sesar Naik (Reverse fault), Sesar Mendatar (Striike slip fault), Sesar Normal
(Dip-slip fault dan Oblique-slip fault).
- Sesar Mendatar (Strike Slip Fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis sesar, yaitu: (1). Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) dan (2). Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri). Sesar Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan arah perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar yang arah pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam. Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip / oblique). Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang horisontal.
Lipatan Antiklin (Anticline folds)
|
Lipatan Sinklin (Syncline folds)
|
Lipatan Rebah (Recumbent folds)
|
Lipatan Chevron (Chevron folds)
|
Lipatan Disharmonic
|
Lipatan Seretan (Drag folds)
|
Anticlinoria
|
Lipatan,
Lengseran, Patahan
|
Gambar 7.7 Berbagai bentuk perlipatan
- Sesar Naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Pada umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 450.
- Sesar Turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release maupun kekar gerus.
Sesar Naik
|
Sesar Naik
|
Sesar Mendatar
|
Sesar Mendatar
|
Sesar Normal
|
Sesar Normal
|
Gambar 7.8 Kenampakan sesar naik,
sesar mendatar dan sesar normal di lapangan
RINGKASAN
Geologi
struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi.
Tegasan adalah gaya yang
bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda atau suatu kondisi yang terjadi pada batuan
sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar.
Gaya merupakan suatu
vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda.
Kekar adalah retakan/rekahan yang terbentuk pada batuan
akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Dalam geologi struktur
dikenal 3 (tiga) jenis kekar, yaitu kekar gerus (shear fracture), kekar tarik
(gash fracture) dan kekar release.
Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang berbentuk gelombang
sinusoidal yang disebabkan oleh gaya yang bekerja pada batuan akan tetapi
tidak melampaui batas elastisitas batuannya.
Lipatan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu sinklin, antiklin,
dan rebah (recumbent fold).
Patahan (sesar) adalah pergeseran sebagian masa batuan dari
kedudukan semula yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan.
Terdapat 3 (tiga) jenis patahan, yaitu patahan naik, patahan mendatar, dan
patahan turun/normal.
|
PERTANYAAN ULANGAN
1.
Sebutkan
tujuan mempelajari geologi struktur ?
2.
Jelaskan
mengapa pola dan arah kekar dapat dipakai untuk menganalisa jenis suatu sesar
(patahan) dan arah gaya utama yang bekerja pada batuan ?
3.
Bagaimana
cara menentukan gaya utama dari suatu perlipatan ?
4.
Jelaskan
perbedaan antara sesar Naik dan sesar Mendatar ?
5.
Gambarkan
gaya utama yang bekerja pada sesar Naik dan sesar Mendatar ?
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar