GENESA BAHAN GALIAN
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan,
proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi),
kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian
(geologic controls).
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah
sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu
dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan,
serta membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan
galian tersebut.
Beberapa Bahan Galian
Sumber daya minerals merupakan bagian dari sumber daya alam atau biasa disebut juga BAHAN GALIAN
, proses pembentukannya berlangsung dalam jangka waktu lama (jutaan
tahun). Keberadaannya jika dibandingkan dengan masa hidup di alam
seperti manusia maka bahan galian digolongkan kepada sumber daya alam
yang tidak terbarukan (Un renewable).
Keberadan mineral yang berbentuk bahan galian di alam dijumpai dalam dua
bentuk yaitu yang pertama dalam bentuk ASLI nya atau native element,
serta bahan galian tersebut dapat langsung diambil serta digunakan untuk
keperluan manusia, sedangkan bentuk kedua berbentuk SENYAWA dengan
unsur lain, serta untuk mendapatkan mineral yang diinginkan bahan
galian tersebut harus diolah lebih dahulu.
Berdasarkan jenisnya BAHAN GALIAN secara garis besar digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Bahan Galian LOGAM
a. Logam Mulia ( Au, Ag, Pt dan Hg )
b. Logam Besi ( Fe, Ni, Mn, Cr, Wo dan Mo )
c. Logam Bukan Besi ( Sn, Al, Cu, Pb, Zn, Bi, Sb dan Ti )
d. Mineral Jarang (Cr, Co, Mg)
2. Bahan Galian BUKAN LOGAM
a. Mineral Industri
b. Batu Mulia
3. Bahan Galian BATUAN / Konstruksi
4. Bahan Galian RADIO AKTIF
a. Uranium
b. Rhadium, Thorium dll
Berdasarkan UU PMB Nomor 4 Tahun 2009, Tgl 12 Januari 2009
GENESA BAHAN GALIAN
Emas (Au), Mineral Emas dialam bijihnya dapat diperoleh sebagai
emas murni (Native Gold) , Elektum (Au,Ag). Biasanya emas terdapat dalam
cebakan pada berbagai macam batuan seperti batuan sedimen, batuan
volkanik, batuan beku dan batuan metamorf.
Perak (Ag), kebanyakan perak berasal dari cebakan hidrotermal tipe pengisian ( Fisure filling) pada urat-urat (Vein) .
Platina (Pt), Bijih platina terjadi secara konsentrasi magmatik
didalam batuan beku ultra basa. Bijih platina placer (Endapan sekunder)
terbentuk karena proses pengendapan kembali dari hasil pelapukan / erosi
terhadap endapan bijih primer.
Air Raksa (Hg), hampir semua bijih air raksa terjadi dari larutan
hydrothermal sebagai aktifitas pengisi rongga (Cavity Filling) dan alih
tempat (Replacement).
Bauksit (Al), bijih bauksit terjadi karena proses pelapukan
(Residual Concentration ) dari batuan yang kaya akan mineral feldspar
atau mineral alumina silikat lainnya. Adapun batuan induknya tersebut
antara lain Granit, Granodiorit, Syenit, Dasit , Riolit dll.
Besi (Fe), bijih besi seperti logam yang lainnya terbentuknya
akibat proses magmatik, kontak metasomatik dan replacemen. Bijih besi
yang didapat dialam antara lain Magnetit, Hematit, Pirit dan Siderit.
Tembaga (Cu), Hampir sebagian besar cebakan Tembaga terjadi dari
Proses larutan Hidrothermal, dengan tipe alih tempat (Replacemen) dan
pengisian rongga (Cavity filling) pada batuan beku, sedimen maupun
metamorf.
Timah Hitam (Pb), Dialam timah hitam selalu bersosiasi dengan
mineral seng, yang terjadi karena proses hydrothermal suhu rendah dengan
type endapan pengisian rongga ( Cavity filling ) dan alih tempat
(Replacemen ). Bahan tambangnya di alam antara lain didapat sebagai
mineral Galena, Serusit dan Anglesit.
Antimoni (Sb), Kebanyakan bijih antimoni terjadi dari larutan
Hidrothermal temperatur rendah dan dangkal, mengisi celah-celah dan
rongga-rongga yang bentuknya tak beraturan. Beberapa endapan primer
telah mengalami pengayaan oleh residu pelapukan, membentuk bijih oksida.
Mangan (Mn), Kebanyakan endapan mangan yang prospek merupakan
endapan sedimenter dan residual. Secara primer bisa terjadi akibat
proses Hidrothermal dan Metamorfosa (Malihan ).
Barit , Secara primer merupakan hasil endapan larutan
hydrothermal dalam bentuk pengisian rekahan (Fissure filling), pengisian
antar breksi (Breccia filling) atau merupakan hasil alih tempat
(Replacemen deposits).
Feldspar, Mineral feldspar merupakan mineral pembentuk batuan
beku terutama batuan beku dalam, terjadi selama proses kristalisasi
magma baik melalui proses pneumatolitic ataupun proses hydrothermal
dalam urat pegmatite.
Garam Alam, Yodium atau Garam Alam sebagai bahan galian
berasosiasi dengan cekungan minyak bumi dan gas bumi ataupun pada mata
air garam. Biasanya Yodium berasosiasi dengan Bromium.
Batugamping, Batugamping terjadinya dilaut karena proses biologi,
yakni sisa-sisa binatang laut seperti koral, foram, kerang yang mati
dan terkumpul . Atau karena proses kimiawi yakni pengendapan secara
kimiawi larutan-larutan karbonat yang terbawa sungai kelaut dan pada
kedalaman tertentu mengendap.
Kalsit, Kalsit biasa terdapat dalam batugamping atau batuan
sedimen lainnya yang merupakan hasil rekristalisasi larutan kalsium
karbonat dari batugamping atau batuan karbonat lainnya, mengisi
celah-celah atau goa didalam tanah.
Batu Sabak, Terjadi akibat proses metamorfosa regional pada
batuan sedimen (Batu lanau dan Batu Lempung) dan mengakibatkan
kekerasannya cukup tinggi.
Intan (C), Terjadinya karena proses metamorfosa dibawah permukaan
bumi yang sangat dalam sekali. Intan Primer terdapat sebagai Xenocryst
pada batuan Kimberlit. Endapan Intan Placer/Alluvial terjadi karena
“Rework” dari endapan primer.
Agate, Agate merupakan kelompok Kalsedon atau mineral yang
terjadi oleh pembekuan larutan magma yang mengisi rekahan (Cavity
filling) dan urat-urat (Vein) batuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar